Sejak kecil saya sudah terbiasa mendengar lagu lagu Koes Plus yang diperdengarkan oleh ibu saya yang diputar melalui tape recorder. Ibu saya adalah salah satu penggemar berat Koes Bersaudara / Koes Plus. Dahulu ibu saya mempunyai koleksi kaset Koes Plus cukup lengkap yang dikumpulkan sejak tahun 1974, tetapi sayang semuanya hilang terbawa banjir pada saat keluarga kami berdomisili di Bojonegoro sekitar tahun 1987. Usia TK saya sudah menyukai dan sering menyanyikan lagu Kolang Kaling, menurut penuturan ibu saya, ibu Lia Yetra Raulan sejak beliau mengandung saya, beliau sering menyenandungkan lagu Koes Bersaudara/Koes Plus dan mendekatkan tape kecil diperutnya. Wajar kalau akhirnya sayapun akhirnya tergila gila dengan lagu Koes Plus.
Sekitar Tahun 1994 Junior muncul dengan membawakan lagu Bujangan yang langsung booming, pada saat itu saya masih kelas 2 SMP, sejak itulah saya mulai intens mempelajari lagu lagu Koes Plus. Saya ingat pertamakali lagu yang saya pelajari adalah lagu Kembali Ke Jakarta dengan memakai Gitar Akustik Osmond C500 hadiah dari ayah saya. Kelas 3 SMP saat Ujian EBTA Praktek Kesenian saya membawakan lagu Kisah Sedih Hari Minggu yang seingat saya menggunakan Gitar Elektrik Merk Prince milik sekolah, celakanya kord yang saya pakai keliru, dimana seharusnya C Dm eh lha kok jadi C Am ha ha ha, maklum dong...namanya juga baru belajar.
Saya menonton Live Konser Koes Plus baru dua kali saja yaitu Tahun 2002 di Hotel Merdeka Madiun yang pada saat itu formasinya diperkuat Yon Koeswoyo, Murry, Jack Kasby dan Andolin. Dan yang terakhir November 2007 di Gedung Kesenian Ponorogo yang diprakarsai oleh Radio Gress FM Ponorogo, dimana formasinya adalah Yon Koeswoyo, Seno, Soni dan Danang. Sedikit cerita, konser dimulai pukul 21.00, tetapi saya, ibu saya dan pacar saya Titin pukul 15.00 sudah tiba di Ponorogo, hal ini didasarkan pada pengalaman nonton konser sebelumnya di Madiun. Tujuan kami adalah agar siapa tahu bisa bertemu dengan personel Koes Plus yang akan diwawancarai terlebih dahulu di Gress FM, wah...akhirnya kami benar benar berhasil berjumpa dengan Koes Plus. Kesempatan itu benar benar kami gunakan untuk berfoto dan minta tanda tangan sepuasnya, bahkan kami bisa mengikuti rombongan Koes Plus saat melakukan Sound Check. Dahsyat ! sungguh satu kesempatan yang langka dan mungkin tak akan terulang.
Sekitar Tahun 1994 Junior muncul dengan membawakan lagu Bujangan yang langsung booming, pada saat itu saya masih kelas 2 SMP, sejak itulah saya mulai intens mempelajari lagu lagu Koes Plus. Saya ingat pertamakali lagu yang saya pelajari adalah lagu Kembali Ke Jakarta dengan memakai Gitar Akustik Osmond C500 hadiah dari ayah saya. Kelas 3 SMP saat Ujian EBTA Praktek Kesenian saya membawakan lagu Kisah Sedih Hari Minggu yang seingat saya menggunakan Gitar Elektrik Merk Prince milik sekolah, celakanya kord yang saya pakai keliru, dimana seharusnya C Dm eh lha kok jadi C Am ha ha ha, maklum dong...namanya juga baru belajar.
Saya menonton Live Konser Koes Plus baru dua kali saja yaitu Tahun 2002 di Hotel Merdeka Madiun yang pada saat itu formasinya diperkuat Yon Koeswoyo, Murry, Jack Kasby dan Andolin. Dan yang terakhir November 2007 di Gedung Kesenian Ponorogo yang diprakarsai oleh Radio Gress FM Ponorogo, dimana formasinya adalah Yon Koeswoyo, Seno, Soni dan Danang. Sedikit cerita, konser dimulai pukul 21.00, tetapi saya, ibu saya dan pacar saya Titin pukul 15.00 sudah tiba di Ponorogo, hal ini didasarkan pada pengalaman nonton konser sebelumnya di Madiun. Tujuan kami adalah agar siapa tahu bisa bertemu dengan personel Koes Plus yang akan diwawancarai terlebih dahulu di Gress FM, wah...akhirnya kami benar benar berhasil berjumpa dengan Koes Plus. Kesempatan itu benar benar kami gunakan untuk berfoto dan minta tanda tangan sepuasnya, bahkan kami bisa mengikuti rombongan Koes Plus saat melakukan Sound Check. Dahsyat ! sungguh satu kesempatan yang langka dan mungkin tak akan terulang.
Sedangkan untuk Live Konser Band Pelestari Lagu Koes Plus saya baru nonton satu kali yaitu B-Flat Band di Fire Club Madiun, Mas Arwed Vokalis Band ini gaya dan warna vokalnya persis banget dengan Yon Koeswoyo, musiknya pun 100 % mirip dengan Koes Plus, kabarnya Band ini memang binaan dari Murry Koes Plus. Sedangkan Band Pelestari Lagu Koes Plus yang lain baru saya lihat melalui Internet dan VCD, semisal B-Plus Jakarta, Nash Plus, Hoss Band, Smo Plus, Pro Plus, Music Plus Solo, Rajawali Solo, dan Star Plus Surabaya
Bulan Juni 2008 saya berhasil mewujudkan cita cita yaitu mendirikan Kawi Music Studio yang bertempat dirumah saya sendiri Jl. Kawi No.45 Magetan-Jatim, yang kemudiannya saya berkeinginan membentuk sendiri Band Pelestari Lagu Koes Plus. Akhirnya bersama teman teman yang suka bermusik, saya mendirikan Band Bernama Damen Band yang anggotanya adalah saya ( Keyboard ), Heru ( Gitar ), Phege ( Bass ), Sigit ( Drum ) dan Wahyu ( Vokal ), tetapi dalam formasi ini kami masih mencari jati diri, belum benar benar Nge-Koes Plus, seiring berjalannya waktu terjadi perpindahan posisi, saya tetap di Keyboard, Heru tetap di Gitar, Wahyu beralih ke Drum dan Bass digantikan oleh adik pacar saya yaitu David.
Formasi ini mulai terasa soul Koes Plusnya, tetapi suatu ketika David memutuskan bekerja di Perusahaan Pelayaran dan formasi Bass akhirnya diisi oleh Atok bergantian dengan Agus. Setelah cukup lama berjalan Atok mendapat musibah tepat pada saat saya hendak menikah hingga tidak dapat memperkuat posisi Bassis, beruntunglah David kembali dari Pelayaran dan memperkuat kembali posisi Bassis sampai sekarang, disamping itu ada sahabat lama saya bernama Jimmy yang juga baru pulang dari merantau dan siap memposisikan diri sabagai bassis cadangan. Akhirnya nama Damen Band kami ubah menjadi D'Plus Band, yang pengucapannya lebih simpel dan terinspirasi dari nama B'Plus Band, band pelestari lagu Koes Plus dari Jakarta.
Jujur sajalah, ternyata sangat tidak mudah memainkan lagu lagu Koes Bersaudara / Koes Plus, kalau ada orang mengatakan lagu lagu Koes Plus itu gampang alias mudah, maka saya orang yang pertamakali akan mengatakan bahwa anda adalah orang yang sok tahu dan yang pasti anda bukan seorang Maniak Koes Plus. Cobalah pelajari semua lagu Koes Plus yang jumlahnya 1200 lagu itu, pelajari syairnya, progresi chordnya, harmonisasinya, tekniknya, gaya panggungnya dan yang terpenting aadalah Soul atau Rohnya ! Masihkah ada yang mengatakan kalau lagu Koes Plus itu gampang ? Maka sebab itu saya memutuskan D'Plus harus mempunyai gaya sendiri, harus mempunyai ciri khas sendiri, harus mempunyai karakter sendiri, dan harus menjadi dirinya sendiri, akan tetapi juga tidak boleh melenceng dari pakem terlalu jauh.
Konser Pertama Damen Band
Konser pertama kami saat masih bernama Damen Band adalah di suatu Acara Halal Bihalal Remaja Masjid, celakanya sebagian personel Damen Band masih demam panggung sementara penontonnya adalah para remaja yang sama sekali tidak mengenal lagu Koes Plus, bisa dibayangkan mereka hanya diam dan melongo keheranan, tetapi saat lagu E O E kami mainkan, para pemuda karang taruna dan Sound Engineernya mulai berjoged dan berjingkrak jingkrak, dan bagi kami ini sudah sangat memuaskan.
Konser Pertama D'Plus
Konser pertama D'Plus adalah saat acara Peringatan Hari Kemerdekaan RI Bulan Agustus 2009 kemarin dan bertempat di RT saya sendiri, dalam konser ini posisi bass dipegang oleh Atok, bisa dikatakan ini konser untuk melatih mental, segala teori pada saat latihan di studio sama sekali tidak terpakai di konser ini, semuanya di babat habis, kadang tanpa intro, kadang tanpa melodi, pokoknya bernyanyi beramai ramai bersama warga, akhirnya apa yang terjadi ? Pulang konser amplifier gitar jebol, bodi gitar retak karena strapnya lepas, standmic patah, bahkan jack gitar pun sampai putus karena kabelnya terinjak injak he he he he
Terbentuknya Magetan Koes Plus Community
Sejak awal berdirinya D'Plus saya sudah berpikir bahwa band ini tidak akan mampu eksis bila tanpa adanya komunitas penggemar Koes Plus, masalahnya kami tidak tahu siapa saja para penggemar Koes Plus di Magetan. Hingga pada suatu hari datanglah kenalan ibu saya Pak Erwin dan istrinya Bu Susi, dari sekedar obrolan ringan ternyata Pak Erwin menceritakan bahwa dirinya juga menggemari Koes Plus, akhirnya saya tawarkan kepada beliau berdua untuk ikut latihan setiap hari jumat. Peristiwa inilah merupakan cikal bakal terbentuknya Magetan Koes Plus Community. Selanjutnya bergabunglah Pak Marsono, Pak Pendik dan Mas Zaenal, akhirnya kami sepakat membentuk Komunitas Penggemar Koes Plus yang kami beri nama Magetan Koes Plus Community ( MKPC ) dimana Pak Erwin kami daulat sebagai Komandannya. Akan tetapi sebelum MKPC terbentuk pernah ada seorang personel dari BPN Magetan yang pernah ikut bergabung dan bernyayi bersama kami, Pak Ketjuk B. Pranowo namanya, tetapi sekarang beliau sudah pindah ke kota Gresik.
Perkenalan Dengan Bang Oklex, Penyiar Nyentrik Radio Magetan Indah
Setelah Magetan Koes Plus Community terbentuk..suatu hari saat diperjalanan dalam mobil tanpa sengaja saya mendengarkan 104,9 FM Radio Magetan Indah ( RMI ) yang sedang memutar lagu lagu Koes Plus, dikemudian hari saya mendapat informasi bahwa memang RMI menyiarkan lagu Koes Plus setiap Hari Kamis Minggu Ke I dan III, dengan penyiarnya yang bernama Edi Suryanto yang akrab di panggil dengan sebutan Bang Oklex dan dengan gaya siaran yang sangat khas. Dari siaran Bang Oklex inilah saya mengetahui bahwa di Cepu Blora ada komunitas Fans Koes Plus Nusantara yang aktif bergabung, baik melalui telpon maupun sms.
Akhirnya saya beranikan diri untuk membuat selebaran/pamflet yang berisi informasi bahwa di Magetan sudah terbentuk Magetan Koes Plus Community yaitu Komunitas Penggemar Koes Plus dan D'Plus Band sebagai Band Pelestari Lagu Lagu Koes Plus yang bermarkas di Jl. Kawi No.45 Magetan, nekat saya titipkan selebaran ini pada crew RMI sebelum malamnya Bang Oklex On Air. Dan maghrib sebelum On Air tiba tiba Bang Oklex menghubungi saya dengan penuh antusias untuk mengkonfirmasikan apakah informasi di selebaran itu benar adanya, dan saya jawab Benar! Akhirnya sejak saat itu kami turut bergabung di siaran siaran Koes Plus Bang Oklex dengan cara request lagu dan kirim kirim salam dengan Komunitas Penggemar Koes Plus lain.
Peningkatan Kualitas Gear D'Plus Band
Untuk memainkan musik Koes Plus di butuhkan Gear atau peralatan musik yang handal, tetapi tentunya untuk kelas kami yang tidak perlu mahal, disesuaikan dengan dana yang ada dan toh kami juga belum tenar he he he, akhirnya saya memilih alat musik buatan lokal saja alias Made In Indonesia. Dan untuk Made In Indonesia saya percayakan pada produk Yamaha. Untuk Keyboard saya menggunakan Yamaha PSR 3000 dimana sebenarnya Keyboard ini kurang pas kalau untuk ngeband, soundnya agak tipis, tetapi untuk kecanggihan, penyimpanan data, pengaturan parameter serta adanya fitur USB membuat keyboard ini cukup bisa diandalkan, sedangkan untuk Keyboard kedua saya gunakan Roland E-09 yang harganya murah meriah tetapi sound String dan Organ cukup tebal, Untuk Drum Wahyu menggunakan Yamaha Gig Maker yang soundnya mirip dengan ciri khas soundnya drumnya Murry serta Sonor 507 yang soundnya lebih bright tapi settingnya cukup mudah, cepat dan simpel. Untuk Gitar dan Bass kami juga mengandalkan produk dari Yamaha, Saya memakai Yamaha Pacifica 012 sedangkan Heru memakai Yamaha Pacifica 112XJ, sedangkan Dafid dan Atok menggunakan Bass Yamaha Seri RBX270J dan Squier Precission, sedangkan untuk gitar Akustik Elektrik Zaenal menggunakan Yamaha Seri APX500 yang cocok untuk digunakan memainkan lagu Koes Plus Folk Song seperti Liku Liku Laki Laki dan Terbenamlah Matahari. Untuk Amplifier sementara ini kami percayakan pada produk Russel dan Richard, lucunya kami tidak pernah menggunakan efek gitar, tetapi dengan cara langsung colok ampli, tanpa efek gitar kami justru lebih fokus dalam permainan rhytm serta tidak terlalu ribet saat tampil di panggung, efek gitar hanya dipakai sebagai Tuner. Dengan adanya tiga gitar rhytm konsekuensinya kami harus membagi sound gitar menjadi tiga bagian, Heru dominan di Mid-High, saya lebih dominan di Low-Mid sedangkan Zaenal lebih dominan di High, sehingga terciptalah satu komposisi Rhytm yang rapat. Untuk melodi sementara ini masih saya isi dengan keyboard, karena kami sampai saat ini belum mempunyai gitaris yang mampu memainkan melodi ala Tony Koeswoyo. Dan satu lagi hal yang terpenting adalah Microphone Vokal. Seperti diketahui ada banyak jenis dan harga micropohone di pasaran, untuk itu saya harus jeli memilih, saat ini kami memakai Microphone Yamaha YM 991, JBL, Pasline PM880, Spring K3, Shure PG58, Senheisser PRA59S dan Microphone Nirkabel BBS UHF1200. Intinya konsep panggung kami adalah simpel dan sederhana.
Perburuan Kaset Koes Bersaudara / Koes Plus
Di awal terbentuknya D'Plus koleksi lagu Koes Plus saya masih sangatlah terbatas, dalam arti lagu lagu yang saya miliki adalah lagu lagu Koes Plus yang biasa di dengar publik, oleh karena itu saya merasa tertantang untuk mencari lagu Koes plus yang belum pernah saya dengar untuk menambah koleksi dan referensi. Lagu Koes Plus yang saya buru berupa Kaset Pita, VCD, DVD dan MP3, yang biasa saya dapatkan dengan cara barter sesama penggemar, membeli di pedagang kaki lima ataupun download via internet. Tetapi yang paling mengasyikkan dan paling saya sukai adalah saat berburu di pasar loak. Pasar Loak yang pernah saya kunjungi adalah Pasar Loak di kawasan Kota Solo, Madiun dan Nganjuk , tetapi tanpa pernah saya duga ternyata di kota saya sendiri, Magetan, juga terdapat satu kawasan yang menjual Kaset Pita Koes Bersaudara dan Koes Plus, di Magetan sendiri saya berhasil mendapatkan Album Another Song For You yang semua lagunya berbahasa Inggris, antara lain My Lady dan Angel serta Album Angin Senja yang antara lain berisi lagu Geladak Hitam, Improvisasi Di Bulan, Maririta, Dimanakah Cinta dan satu lagu keren De Du Ron Ron dimana ada salah satu syairnya yang berbunyi : Jadilah berarti sebelum kau mau berhenti...., Konon lagu ini diciptakan oleh Tony Koeswoyo saat beliau merasa bahwa dirinya akan segera tutup usia.
Ada satu pengalaman lucu saat berburu di Kota Madiun bersama salah seorang Kru MKPC, tanpa sengaja saya melihat sebuah lapak atau toko kecil yang banyak menjual Kaset Pita Tua, kami memutuskan untuk mendatangi lapak tersebut karena saya mempunyai keyakinan bahwa di lapak itu minimal pasti ada Album Koes Plus, celakanya sang pedagang ketakutan karena mengira kami adalah polisi yang akan melakukan razia karena kami kebetulan mengenakan jaket hitam dan berpotongan rambut cepak..Setelah berhasil meyakinkan sang pedagang bahwa kami bukan polisi kami segera membongkar koleksi koleksi sang penjual dan benar dugaan saya kami berhasil menemukan sebuah album Koes Bersaudara dalam irama Bossa Nova.
Semua lagu yang saya dapatkan baik dari pita kaset, VCD maupun DVD saya ubah formatnya menjadi MP3 untuk memudahkan saat ingin mendengarkan, dan koleksi ini tidak saya komersialkan, karena inilah salah satu cara saya untuk menghormati Koes Plus, apabila ada rekan yang ingin memiliki lagu lagu koleksi saya maka dengan senang hati akan saya copykan, tentu dengan syarat bahwa ia memang benar benar penggemar fanatik Koes Plus dan tentunya dengan satu pesan untuk tidak dikomersialkan.
Selain kaset saya juga mengkoleksi semua pernak pernik yang berbau Koes Plus, misalnya foto atau poster, dan baru saya sadari bahwa ternyata segala hal yang berbau Koes Plus juga di buru oleh para kolektor, sehingga kian menjadikannya langka dan sulit dicari. Tetapi hal ini tidak membuat saya menjadi putus asa, justru saya mempunyai pikiran kalau memang langka dan sulit di dapat, kenapa kita tidak membuat sendiri saja? Maka akhirnya cover cover kaset Koes Plus saya foto ulang dengan Kamera Digital Minolta yang mempunyai kemampuan untuk memfoto ulang gambar kecil dengan hasil yang sangat bagus, dan saya cetak dengan ukuran standar poster, sedangkan untuk mercandhise kaos dan stiker juga saya rancang dan cetak sendiri dengan bantuan Zaenal Combo yang bertugas mengurusi hal hal berbau Multimedia di MKPC.
Jadwal Latihan D'Plus
Pada mulanya D'Plus berlatih setiap hari Selasa dan Jumat pukul 19.00 - 22.00, akan tetapi karena kesibukan saya maka akhirnya latihan hanya dijadwalkan setiap hari Jumat Pukul 19.00 - 24.00, hari ini dipilih karena saya dan Bu Susi hari sabtunya libur kerja sehingga latihan tidak sampai mengganggu pekerjaan. Biasanya sebelum latihan saya mempersiapkan dulu materi lagu yang akan dikerjakan, syair lagu saya ketik dan kemudian Heru akan mencari Chordnya, setelah Chord lagu ketemu baru akan saya cari Intro dan Melodinya, setelah itu Wahyu akan mempelajari ketukan drum dan menentukan Tempo lagu, Bassis tinggal membalut pukulan drum dengan nada nada rendah. Semua lagu Koes Plus kami suka tetapi kami lebih menyukai Lagu dengan irama irama nge-beat, misalnya Kelelawar, Kelapa Hitam, Pelangi, Selalu Gembira dan Rata Rata. Kami juga berlatih lagu Koes Plus dalam irama Melayu dan Pop Jawa seperti Panah Asmara, Mengapa, Amelinda, Til Kontal Kantil, dan Rondho Katut. Dalam setiap sesi latihan kami biasanya menyelesaikan minimal 5 lagu. Lagu yang paling menantang menurut saya adalah Lontjeng Jang Ketjil, karena lagu ini memang menuntut suara vokal yang prima dan ketepatan duet antara suara I dan suara II, alhamdulilah kami berhasil mengerjakan lagu ini walaupun tidak seratus persen sempurna, menurut Om Yon Koeswoyo saat wawancara dengan Andi F.Noya di acara Kick Andy lagu Lontjeng Jang Ketjil adalah puncak Duet Mahakarya antara Yon Koeswoyo dan Yok Koeswoyo di Koes Bersaudara. Kadangkala sering terjadi silang pendapat diantara kami saat mengerjakan lagu , akan tetapai tidak sampai terjadi perselisihan yang menuju perpecahan, karena kami sadar kami saling membutuhkan.
Menjawab Kritik
Semenjak berdirinya D'Plus dan semenjak terbentuknya Blog Magetan Koes Plus Community ini banyak masukan, kritik dan pertanyaan yang kami terima dari para rekan, kolega dan para pembaca, baiklah kami akan mencoba menjawab dengan mengedepankan obyektifitas, berikut ini adalah pertanyaan pertanyaan yang sering muncul :
Pertanyaan Pertama, Mengapa D'Plus yang personilnya rata rata berusia muda memilih kiblat musik Koes Plus? Terhadap pertanyaan ini maka jawaban kami adalah Pertama karena Koes Plus adalah Grup Band Pertama dan Terhebat di Indonesia. Mari kita lihat adakah Grup Band di Indonesia yang mampu menciptakan hampir 1o00 lagu yang terdiri dari berbagai macam irama seperti Pop, Hard Beat, Rock n Roll, Pop Jawa, Melayu, Pop Jawa Melayu, Pop Batak, Anak Anak, Qasidah, dan Natal. Maka dipastikan tidak ada kecuali Koes Plus. Kedua adakah Grup Band di Indonesia yang lagunya mampu bertahan hampir selama 40 tahun dan masih dinyanyikan sampai saat ini? Tidak ada kecuali Koes Plus. Ketiga, adakah vokalis di Indonesia yang berusia hampir 70 tahun, melakukan konser dipanggung selama 3 jam nonstop dengan vokal tetap prima dengan menyandang gitar berukuran besar Fender Telecaster USA? Tidak ada kecuali Yon Koeswoyo. Dan masih banyak alasan yang kami miliki...
Pertanyaan Kedua, Mengapa D'Plus tidak mempunyai Vokalis yang warna vokalnya mirip Yon Koeswoyo? Maka jawaban kami adalah memang belum ada personil berkarakter mirip Yon Koeswoyo yang bergabung di D'Plus, dan sampai saat ini dengan tangan terbuka kami menerima bagi siapa saja yang ingin bergabung dengan D'Plus
Pertanyaan Ketiga, Mengapa Di D'Plus tidak ada Pemain Gitar Melodi? Jawaban kami seperti pada pertanyaan nomor dua.
Pertanyaan Keempat, Mengapa Personel D'Plus banyak sekali? Personil Inti D'Plus hanya 5 orang, kami memang mempunyai 2 bassis,tetapi tentunya bermain bergantian, sedangkan lainnya adalah anggota MKPC yang menjadi Vokal Additional
Pertanyaan Kelima, Mengapa di Blog ini harus ditampilkan Gear / Instrumen yang dipergunakan oleh D'Plus ? Kami hanya ingin sharing dan memberikan referensi kepada rekan rekan yang mungkin ingin membuat Band Pelestari Koes Plus Pemula, bukan berniat untuk menyombongkan diri atau berpromosi terhadap merk tertentu. Alat yang kami pakai adalah kelas menengah yang harganya cukup terjangkau dan mempunyai durability ( ketahanan ) yang cukup baik dengan sound yang cukup ideal untuk memainkan lagu dan musik Koes Plus.
MALAM MANIS DAN SAYANG
LAUNCHING RESMI MAGETAN KOES PLUS COMMUNITY
DAN D'PLUS BAND
Suatu ketika saya sempat berpikir, kapan ya kira kira ada kesempatan D'Plus bisa manggung dan tampil lagi...Kalo mau bikin acara sendiri wah terkendala masalah klasik yaitu dana, tetapi akhirnya kesempatan itu datang juga.
Sedikit cerita berawal dari rencana pernikahan saya dan Titin, kami berpacaran sudah 11 tahun sejak 1998 atau sejak kami masih SMA, karena saya baru diterima CPNS tahun 2008 kemarin maka barulah saya berani menikah. Saya memang mempunyai prinsip Kerja Dulu Baru Nikah, Tahun 2004 saya lulus S1 dari Fakultas Hukum Universitas Merdeka Malang, kemudian 2005 saya diterima sebagai Dosen Tidak Tetap di Universitas Merdeka Madiun, sambil mengajar saya teruskan mengambil S2 Hukum Bisnis juga di Universitas Merdeka Malang dan lulus Tahun 2007. Pada tahun yang sama saya juga mencoba berbisnis dengan mendirikan usaha Video Shooting dengan nama Kawi Film Enterprise Production dan Penjualan alat alat musik dengan salah satunya bekerjasama dengan Crescendo Music Madiun, tetapi bisnis ini tidak terlalu saya tekuni tetapi hanya saya ambil pengalaman manajerialnya saja, jiwa bisnis saya sebenarnya sudah muncul sejak SMA, pada saat itu sudah mencoba berbisnis Persewaan Buku dengan nama Handayani Book Rental, maka hingga saat ini sudah empat bisnis yang saya coba yaitu Persewaan Buku, Video Shooting, Penjualan Alat Musik dan Studio Musik. Tahun 2008 alhamdulilah saya diterima dalam pendaftaran CPNS di Kabupaten Ngawi dan ditempatkan di Bagian Hukum Sekretariat Daerah, dan mulai bekerja sejak Juli 2009. Sejak diterima CPNS inilah maka saya segera berencana menikahi Titin yang telah setia menunggu dan menemani perjalanan saya selama ini.
Akhirnya resepsi pernikahan saya dan Titin dilaksanakan pada Tanggal 20 Oktober 2009 bertempat di rumah Titin dan Resepsi Pernikahan Ngunduh Mantu ditempat saya dilaksanakan Tanggal 24 Oktober 2009. Semuanya berawal dari rencana hiburan apa yang akan ditampilkan di tempat saya pada acara pernikahan nanti sebab di Magetan ada kebiasaan bahwa hiburan dilakukan 2 kali yaitu saat Malam Jagong Manten ( Tanggal 23 Oktober ) dan saat Resepsi. Saya mengajukan usul pada Panitia yang telah dibentuk mengapa tidak D'Plus saja yang mengisi acara pada Tanggal 23, pertimbangan saya kita punya band sendiri, kita punya komunitas, kita punya alat musik sendiri, acara bertempat dirumah saya sendiri dan ini kesempatan emas untuk me Launching MKPC dan D'Plus.
Tetapi usul saya tidak serta merta diterima Panitia maupun pihak keluarga, mereka berargumen kalo D'Plus main maka secara otomatis saya juga pasti main, bagi mereka hal ini mustahil karena bukankah Tanggal 20 Oktober dilaksanakan resepsi di rumah Titin, yang tentunya menguras energi dan tenaga, maka mungkinkah saya tampil ngeband Tanggal 23 malam dan paginya harus resepsi kembali, mereka takut fisik saya tidak kuat karena kelelahan, selain itu tidak pernah terjadi dalam sejarah di Magetan seorang mempelai pria "turun tangan manggung" sendiri. Dan mendengar argumen ini saya tertawa..okelah itu pendapat para orang orang tua yang "berpengalaman" tetapi jangan lupa bahwa kami para anak muda punya "semangat". Akhirnya setelah melalui adu argumen yang panjang saya tegaskan D'Plus akan tetap tampil dan saya yang akan bertanggung jawab, untuk masalah seperti ini saya memang harus tegas dan percaya diri, sebab yang bisa mengukur kemampuan saya kan ya saya sendiri he he he..akhirnya usul saya diterima walaupun masih ada kekhawatiran dari pihak Panitia dan keluarga.
Maka satu bulan sebelum hari H saya mengontak anggota MKPC dan anggota D'Plus yang lain untuk segera berkumpul dan membahas acara yang akan dilaksanakan, adapun hasil dari pertemuan ini adalah sebagai berikut : Pertama, kami sepakat membentuk Panitia sendiri khusus untuk acara Tanggal 23 dengan saya sendiri sebagai Ketua Panitia, dengan Panitia Pernikahan kami tinggal berkoordinasi. Kedua, Tim Multimedia yang dipegang Mas Zaenal bertugas untuk mendesain Backdrop Panggung, mendesain dan mencetak undangan, Kaos Komunitas dan Stiker. Ketiga, meminta bantuan Bang Oklex untuk bertindak menjadi MC. Keempat, mengundang FKP Nusantara Cepu untuk bersedia hadir. dan memeriahkan acara.Kelima, merencanakan jumlah dan judul lagu Koes Plus yang akan dikeluarkan serta mengintensifkan latihan di waktu yang tersisa serta menentukan bahwa latihan terakhir akan dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober. Keenam, memutuskan bahwa acara akan diberi Tema Malam Manis dan Sayang serta bersepakat bahwa semua mendukung acara ini, dan siap bekerjasama demi suksesnya acara ini.
Akhirnya tibalah saat yang ditunggu tunggu, acara pernikahan dirumah Titin pada tanggal 20 berjalan dengan sukses tanpa ada hambatan yang berarti, keesokan harinya tanggal 21 malam kami melakukan latihan terakhir, untuk estimasi waktu konser yang hampir 3 jam kami menyiapkan 30 lagu inti dan 10 lagu cadangan. Latihan terakhir ini juga berjalan dengan sempurna tanpa ada kesulitan dan hambatan yang berarti, selain itu kami juga memastikan bahwa kondisi peralatan kami dalam keadaan baik dan siap tempur.
Keesokan harinya seluruh peralatan di studio kami bongkar dan diletakkan di garasi yang telah dikosongkan, dan malamnya kami melakukan pengecekan ulang peralatan antara lain melubangi skinhead drum depan agar nantinya memudahkan Sound Engineering dalam melakukan setting sound drum, selanjutnya Heru mengganti seluruh senar Gitar dengan senar D'Addario 0.9, senar ini dipilih karena menghasilkan sound yang cukup pas untuk memainkan musik Koes Plus, saya sendiri meyiapkan setting sound Keyboard sedangkan yang lain mengecek dan menyiapkan amplifier.
Akhirnya tibalah saat yang ditunggu tunggu, acara pernikahan dirumah Titin pada tanggal 20 berjalan dengan sukses tanpa ada hambatan yang berarti, keesokan harinya tanggal 21 malam kami melakukan latihan terakhir, untuk estimasi waktu konser yang hampir 3 jam kami menyiapkan 30 lagu inti dan 10 lagu cadangan. Latihan terakhir ini juga berjalan dengan sempurna tanpa ada kesulitan dan hambatan yang berarti, selain itu kami juga memastikan bahwa kondisi peralatan kami dalam keadaan baik dan siap tempur.
Keesokan harinya seluruh peralatan di studio kami bongkar dan diletakkan di garasi yang telah dikosongkan, dan malamnya kami melakukan pengecekan ulang peralatan antara lain melubangi skinhead drum depan agar nantinya memudahkan Sound Engineering dalam melakukan setting sound drum, selanjutnya Heru mengganti seluruh senar Gitar dengan senar D'Addario 0.9, senar ini dipilih karena menghasilkan sound yang cukup pas untuk memainkan musik Koes Plus, saya sendiri meyiapkan setting sound Keyboard sedangkan yang lain mengecek dan menyiapkan amplifier.
Checksound yang mengasyikkan
Tanggal 23 sore, jam 15.oo panggung untuk hiburan sudah siap, saya meminta pada Pak Manto sebagai Pimpinan Event Organizer yang menyelenggarakan pernikahan saya agar panggung di buat bertingkat dua dengan ukuran 5 x 7 meter, dengan ketinggian tidak lebih dari 1 meter, lantai panggung atas untuk penempatan drum dan amplifier sedangkan lantai bawah untuk penempatan stand microphone, speaker monitor, dan keyboard. Dengan setting ini panggung terasa lebih lapang. Sesaat kemudian kru Sound Sistem dari Omega Madiun sudah tiba di lokasi dan kami langsung melakukan penataan instrumen dan melakukan Check Sound.
Check Sound menurut saya adalah hal yang sangat mengasyikkan sebelum memulai pertunjukan musik, sebab disini kami bekerja bersama sama dengan toleransi dan pemahaman tinggi untuk mendapatkan hasil akhir yang memuaskan. Tidak ada masalah yang berarti selama kami melakukan cheksound, hanya sistem monitor bass dan gitar yang sedikit kurang clear tapi masih dalam batas toleransi. Suatu kebetulan pula bahwa Sound Engineer Omega adalah juga penggemar Koes Plus, sehingga pencarian sound berjalan dengan cukup mudah dan sempurna.
Akhirnya...
Pukul 18.00 seluruh anggota MKPC tiba dan kompak mengenakan kaos komunitas dan kami berkumpul di studio untuk makan malam dan melakukan doa bersama, memohon agar acara berjalan lancar tanpa hambatan. Pukul 19.00 anggota FKPN Cepu sudah hadir dan dipersilahkan untuk makam malam dahulu sambil menunggu kursi undangan yang berjumlah 500 penuh.
BERSAMBUNG...( Masih menunggu Mood )
Ditulis oleh Adit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar