Awal bulan Januari 2011 saya dapat sms dari Pak Langgeng, salah satu anggota MKPC yang berdomisili di Madiun yang menanyakan apakah DPlus bersedia mengisi acara di RRI Madiun, kalau bersedia beliau akan datang ke Magetan bersama penyiar RRI Madiun yang bernama Bung Haryanto untuk membahas teknis acara. Tanpa pikir panjang saya jawab bersedia walaupun ada keraguan yang terbersit karena DPlus baru saja ganti drummer. Akhirnya datanglah Pak Langgeng dan Bung Haryanto ke Magetan.
Dijelaskan oleh Bung Haryanto kepada saya bahwa selama ini Lembaga Penyiaran Publik ( LPP ) Radio Republik Indonesia ( RRI ) Madiun mempunyai program acara Senandung Malam yang biasanya diisi oleh Elekton, kemudian beliau mempunyai keinginan untuk mengisi acara tersebut dengan musik Koes Plus tetapi dengan format live band, hal ini sudah menjadi pemikiran Bung Haryanto selama 2 tahun akan tetapi beliau belum menemukan band yang "tepat" untuk mengisi acara tersebut, akhirnya bertemulah Bung Haryanto dengan Pak Langgeng, yang langsung memberikan informasi bahwa di magetan ada Band Pelestari Lagu Koes Plus bernama DPlus yang mungkin bersedia mengisi acara tersebut. Setelah berbincang bincang saya merasa ada kecocokan dengan program RRI tersebut karena hal ini sesuai dengan visi DPlus dan MKPC yaitu melestarikan lagu lagu Koes Bersaudara dan Koes Plus. Akhirnya saya bersedia mengisi acara tersebut dan RRI bersedia menyiapkan instrumen yang diperlukan, disepakati acara diadakan setiap hari Jumat minggu pertama awal bulan pukul 21.30 - 24.00. Dan untuk penampilan perdana DPlus akan main pada hari Jumat tanggal 4 Februari.
Tiga minggu sebelum hari H saya dan teman teman meluncur ke RRI Madiun untuk melakukan pengecekan instrumen , yang kebetulan pada hari itu bersamaan dengan BFlat Band menggelar konser di Hotel Merdeka Madiun untuk acara ulang tahun JTV Madiun. Sesampai di RRI kami segera melakukan pengecekan. Wow ternyata instrumen di RRI sangat lengkap dan semuanya Build Up yang terdiri dari Gitar Fender Stratocaster USA, Gitar Fender Telecaster USA, Bass Fender Jazz Bazz USA, Drum Tama, 2 buah Amplifier Gitar Peavey 5150 Combo Open Back, 1 buah amplifier Bass Peavey, 2 buah amplifier keyboard Peavey KB 300 dan Keyboard Technic KN 2600. Akan tetapi dari hasil pengecekan kami alat alat tersebut tidak dalam kondisi 100 %, hal ini mungkin dikarenakan karena kurangnya perawatan dan faktor usia dari alat alat tersebut yang jarang dipakai sejak tahun 2002. Persoalan lain yang muncul adalah masalah gangguan instalasi listrik di Gedung Wahana Wara, tempat acara akan dilangsungkan selain itu saya mendapati bahwa layar keyboard Technic yang tersedia mengalami kerusakan pada LCD nya. Hal lain yang cukup bikin pusing adalah monitor panggung yang hanya 2 buah dan sekaligus dipergunakan sebagai speaker buang ( Public Addres ) yang diarahkan untuk penonton. Tapi akhirnya dengan segala keterbatasan yang ada saya memutuskan kami tetap bisa menggunakan alat alat tersebut. Sekali lagi The Show Must Go On !. Kemudian kami segera melakukan check sound, alhamdulilah berjalan lancar, akan tetapi saya menyarankan pada RRI untuk membenahi instalasi listrik karena sempat terjadi korsleting, bahkan Atok, bassis kami juga sempat tersetrum listrik. Well ini benar benar cheksound yang sangat mengesankan dan tak akan terlupakan...
Seperti biasa saya mengajak rapat DPlus dan MKPC untuk menyiapkan acara Senandung Malam, akhirnya kami memutuskan untuk menampilkan 20 lagu, hal ini didasari pemikiran bahwa vokalis dan drummer kami masih baru sehingga saya tidak berani mengambil resiko dengan mengeluarkan banyak lagu. Untuk mengantisipasi durasi waktu yang lama ( 2,5 jam ) maka Bang Oklek kebagian tugas menemani Bung Haryanto untuk menjadi narasumber, sehingga waktu yang tersedia selain diisi dengan lagu live juga diselingi dengan wawancara dan bedah sejarah Koes Plus.
Hari H kami berangkat duluan dan komunitas menyusul pada jam 21.00,alhamdulilah semuanya berjalan lancar. Lagu yang kami mainkan antara lain Buat Apa Susah, Andaikan Kau Datang, Kembali dll, kami juga memainkan lagu ciptaan dari Om Yok Koeswoyo yang jarang sekali dimainkan oleh band pelestari lain yaitu Vivre Heureux ( Hidup Dalam kedamaian ). Dan yang sangat menyenangkan adalah antusiasme para pendengar dan penonton di studio, kami berhasil membawa mereka ke era dimana Koes Plus pernah berjaya, walaupun saya akui penampilan ini kurang prima dikarenakan faktor vokalis dan drumer yang baru dan belum adanya chemistry yang kuat diantara kami.
Penampilan kedua kami di RRI adalah yang paling berat...because what? karena kami dituntut menampilkan yang terbaik dan permasalahannya ada penonton yang benar benar fanatik dan menuntut kesempurnaan dari DPlus..kami sadar sangat sangat sadar bahwa tidak mungkin kami menjadi Koes Plus maka kami tetap berprinsip kami akan tetap berjalan apa adanya. Ada kritikan bahwa kami harus main empat orang saja persis Koes Plus, ada pula yang minta musiknya harus persis. Saya bukanlah jenis orang yang alergi dikritik tapi dalam konteks ini kritik yang realistislah yang saya terima sebagai masukan. Jika kami harus persis a mengajak seperti Koes Plus, mungkin saja suara, alat dan musiknya bisa sama tapi apakah orangnya bisa sama? Tidak ada band pelestari Koes Plus yang sempurna dan tidak akan ada yang pernah menjadi Koes Plus selanjutnya. Salah besar kalo band pelestari menganggap dirinya bak Tonny Koeswoyo, Yon Koeswoyo, Yok Koeswoyo maupun Murry. Yang benar menurut saya Jadilah Dirimu Sendiri meski memainkan musik Koes Plus dengan tidak menghilangkan ROH yang ada dalam lagu tersebut. Dan sebagai sesama penggemar Koes Plus kita tidak boleh mempunyai sifat yang fanatis, sebab fanatisme tidak akan membuat keadaan menjadi lebih baik dan justru kadangkala menjadi sumber perpecahan. Saya ambil contoh berapa kali Koes Plus berganti formasi saya tidak perduli. Saya tetap menggemari, sebab yang berganti hanya personilnya sedangkan Roh lagunya tetap ada dan tidak berubah.
Penampilan ketiga, keempat dan kelima saya mengajak Wahyu untuk posisi drumer, ini adalah penampilan terakhir Wahyu bersama kami karena setelahnya dia akan menikah dan mengatakan bahwa ia mungkin sulit untuk aktif terus bersama DPlus. Tidak masalah bagi saya..masak saya harus memaksanya untuk bercumbu dengan drum set terus terusan wkwkwkwk.........
Penampilan ke enam dan tujuh yaitu bulan Juni dan Juli posisi drumer diisi oleh Mas Wito...Siapa Mas Wito? Mas Wito adalah drummer Band Koes Plus Mania Caruban yang ternyata asli magetan.
Dijelaskan oleh Bung Haryanto kepada saya bahwa selama ini Lembaga Penyiaran Publik ( LPP ) Radio Republik Indonesia ( RRI ) Madiun mempunyai program acara Senandung Malam yang biasanya diisi oleh Elekton, kemudian beliau mempunyai keinginan untuk mengisi acara tersebut dengan musik Koes Plus tetapi dengan format live band, hal ini sudah menjadi pemikiran Bung Haryanto selama 2 tahun akan tetapi beliau belum menemukan band yang "tepat" untuk mengisi acara tersebut, akhirnya bertemulah Bung Haryanto dengan Pak Langgeng, yang langsung memberikan informasi bahwa di magetan ada Band Pelestari Lagu Koes Plus bernama DPlus yang mungkin bersedia mengisi acara tersebut. Setelah berbincang bincang saya merasa ada kecocokan dengan program RRI tersebut karena hal ini sesuai dengan visi DPlus dan MKPC yaitu melestarikan lagu lagu Koes Bersaudara dan Koes Plus. Akhirnya saya bersedia mengisi acara tersebut dan RRI bersedia menyiapkan instrumen yang diperlukan, disepakati acara diadakan setiap hari Jumat minggu pertama awal bulan pukul 21.30 - 24.00. Dan untuk penampilan perdana DPlus akan main pada hari Jumat tanggal 4 Februari.
Tiga minggu sebelum hari H saya dan teman teman meluncur ke RRI Madiun untuk melakukan pengecekan instrumen , yang kebetulan pada hari itu bersamaan dengan BFlat Band menggelar konser di Hotel Merdeka Madiun untuk acara ulang tahun JTV Madiun. Sesampai di RRI kami segera melakukan pengecekan. Wow ternyata instrumen di RRI sangat lengkap dan semuanya Build Up yang terdiri dari Gitar Fender Stratocaster USA, Gitar Fender Telecaster USA, Bass Fender Jazz Bazz USA, Drum Tama, 2 buah Amplifier Gitar Peavey 5150 Combo Open Back, 1 buah amplifier Bass Peavey, 2 buah amplifier keyboard Peavey KB 300 dan Keyboard Technic KN 2600. Akan tetapi dari hasil pengecekan kami alat alat tersebut tidak dalam kondisi 100 %, hal ini mungkin dikarenakan karena kurangnya perawatan dan faktor usia dari alat alat tersebut yang jarang dipakai sejak tahun 2002. Persoalan lain yang muncul adalah masalah gangguan instalasi listrik di Gedung Wahana Wara, tempat acara akan dilangsungkan selain itu saya mendapati bahwa layar keyboard Technic yang tersedia mengalami kerusakan pada LCD nya. Hal lain yang cukup bikin pusing adalah monitor panggung yang hanya 2 buah dan sekaligus dipergunakan sebagai speaker buang ( Public Addres ) yang diarahkan untuk penonton. Tapi akhirnya dengan segala keterbatasan yang ada saya memutuskan kami tetap bisa menggunakan alat alat tersebut. Sekali lagi The Show Must Go On !. Kemudian kami segera melakukan check sound, alhamdulilah berjalan lancar, akan tetapi saya menyarankan pada RRI untuk membenahi instalasi listrik karena sempat terjadi korsleting, bahkan Atok, bassis kami juga sempat tersetrum listrik. Well ini benar benar cheksound yang sangat mengesankan dan tak akan terlupakan...
Seperti biasa saya mengajak rapat DPlus dan MKPC untuk menyiapkan acara Senandung Malam, akhirnya kami memutuskan untuk menampilkan 20 lagu, hal ini didasari pemikiran bahwa vokalis dan drummer kami masih baru sehingga saya tidak berani mengambil resiko dengan mengeluarkan banyak lagu. Untuk mengantisipasi durasi waktu yang lama ( 2,5 jam ) maka Bang Oklek kebagian tugas menemani Bung Haryanto untuk menjadi narasumber, sehingga waktu yang tersedia selain diisi dengan lagu live juga diselingi dengan wawancara dan bedah sejarah Koes Plus.
Hari H kami berangkat duluan dan komunitas menyusul pada jam 21.00,alhamdulilah semuanya berjalan lancar. Lagu yang kami mainkan antara lain Buat Apa Susah, Andaikan Kau Datang, Kembali dll, kami juga memainkan lagu ciptaan dari Om Yok Koeswoyo yang jarang sekali dimainkan oleh band pelestari lain yaitu Vivre Heureux ( Hidup Dalam kedamaian ). Dan yang sangat menyenangkan adalah antusiasme para pendengar dan penonton di studio, kami berhasil membawa mereka ke era dimana Koes Plus pernah berjaya, walaupun saya akui penampilan ini kurang prima dikarenakan faktor vokalis dan drumer yang baru dan belum adanya chemistry yang kuat diantara kami.
Penampilan kedua kami di RRI adalah yang paling berat...because what? karena kami dituntut menampilkan yang terbaik dan permasalahannya ada penonton yang benar benar fanatik dan menuntut kesempurnaan dari DPlus..kami sadar sangat sangat sadar bahwa tidak mungkin kami menjadi Koes Plus maka kami tetap berprinsip kami akan tetap berjalan apa adanya. Ada kritikan bahwa kami harus main empat orang saja persis Koes Plus, ada pula yang minta musiknya harus persis. Saya bukanlah jenis orang yang alergi dikritik tapi dalam konteks ini kritik yang realistislah yang saya terima sebagai masukan. Jika kami harus persis a mengajak seperti Koes Plus, mungkin saja suara, alat dan musiknya bisa sama tapi apakah orangnya bisa sama? Tidak ada band pelestari Koes Plus yang sempurna dan tidak akan ada yang pernah menjadi Koes Plus selanjutnya. Salah besar kalo band pelestari menganggap dirinya bak Tonny Koeswoyo, Yon Koeswoyo, Yok Koeswoyo maupun Murry. Yang benar menurut saya Jadilah Dirimu Sendiri meski memainkan musik Koes Plus dengan tidak menghilangkan ROH yang ada dalam lagu tersebut. Dan sebagai sesama penggemar Koes Plus kita tidak boleh mempunyai sifat yang fanatis, sebab fanatisme tidak akan membuat keadaan menjadi lebih baik dan justru kadangkala menjadi sumber perpecahan. Saya ambil contoh berapa kali Koes Plus berganti formasi saya tidak perduli. Saya tetap menggemari, sebab yang berganti hanya personilnya sedangkan Roh lagunya tetap ada dan tidak berubah.
Penampilan ketiga, keempat dan kelima saya mengajak Wahyu untuk posisi drumer, ini adalah penampilan terakhir Wahyu bersama kami karena setelahnya dia akan menikah dan mengatakan bahwa ia mungkin sulit untuk aktif terus bersama DPlus. Tidak masalah bagi saya..masak saya harus memaksanya untuk bercumbu dengan drum set terus terusan wkwkwkwk.........
Penampilan ke enam dan tujuh yaitu bulan Juni dan Juli posisi drumer diisi oleh Mas Wito...Siapa Mas Wito? Mas Wito adalah drummer Band Koes Plus Mania Caruban yang ternyata asli magetan.